Jumat, 13 Juni 2008

Pubertas Pada Remaja Dengan Retardasi Mental

Pubertas terjadi pada semua remaja, termasuk remaja dengan Retardasi Mental. Sebelum kita membahas tentang itu sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan Retardasi Mental. Retardasi Mental (Mental Retardation) yang biasa disingkat dengan RM, yaitu keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan social. RM disebut juga oligofrenia atau tuna mental. RM ialah keadaan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Jadi, Remaja dengan RM berarti remaja tersebut mengalami keterlambatan dalam perkembangan fungsi kognitif dan sosialnya, intelegensinya juga kurang dari remaja-remaja biasanya yang normal sejak masa perkembangannya (yang terjadi baik sejak ia lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan pada remaja dengan RM ini, yang gejala utamanya adalah karena intelegensinya yang terbelakang tadi.

RM bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu keadaan dimana individu tersebut menunjukkan gangguan fungsi intelektualnya yang dimulai sejak masa perkembangannya yang bermanifestasi pada gangguan belajar dan gangguan penyesuaian diri dengan lingkungannya. RM bisa didiagnosis berdasarkan kombinasi dari 3 kriteria; (1) skornya rendah pada tes intelegensi formal (skor IQnya kira-kira 70 atau dibawahnya); (2) adanya bukti hendaya dalam melakukan tugas sehari-hari dibandingkan dengan orang lain yang seusianya dalam lingkup budaya tertentu; dan (3) perkembangan gangguan terjadi sebelum usianya 18 tahun.

Terjadinya RM dapat disebabkan oleh kondisi genetik (faktor keturunan) yang beberapa disebabkan gen abnormal yang diturunkan dari orang tua, kesalahan ketika perpaduan gen; atau alasan lain misalnya syndrome down, syndrome x fragile dan phenylketonuria atau tak jelas sebabnya (simpleks). Keduanya ini disebut RM primer. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi waktu dalam kandungan atau anak-anak. Faktor luar ini antara lain infeksi atau kerusakan jaringan otak; masalah selama kehamilan; masalah waktu melahirkan, seperti tidak mendapatkan cukup oksigen; masalah kesehatan, penyakit seperti batuk pertusis, cacar atau meningitis. Selain itu bisa juga malnutrisi yang ekstrim, tidak mendapatkan perawatan medis atau karena racun seperti logam mercuri, gangguan jiwa pada masa anak-anak dan kurangnya rangsangan sosial dari lingkungan.

Klasifikasi RM dan tingkah laku adaptif yang terlihat (pada usia 6-21 tahun, pelatihan dan pendidikan) menurut DSM berdasarkan tingkat keparahannya ada 4, yaitu:

  1. RM ringan (mild), rentang IQ 50-55 sampai sekitar 70, menguasai keterampilan praktis serta kemampuan membaca dan aritmetika sampai kelas 3-6 SD dengan pendidikan khusus, dapat diarahkan pada konformitas sosial.
  2. RM sedang (moderate), rentang IQ 35-40 sampai 50-55, dapat mempelajari komunikasi sederhana, perawatan kesehatan dan keselamatan dasar, serta keterampilan tangan sederhana; tidak mengalami kemajuan dalam fungsi membaca atau aritmetika.
  3. RM berat (severe), rentang IQ 20-25 sampai 35-40, biasanya mampu berjalan, tetapi memiliki ketidakmampuan yang spesifik; dapat mengerti pembicaraan dan memberikan respons; tidak memiliki kemajuan dalam kemampuan membaca atau aritmetika.
  4. RM parah (profound), rentang IQ di bawah 20 atau 25, keterlambatan yang terlihat jelas dalam semua area perkembangan; dapat menunjukkan respons emosional dasar; mungkin berespons terhadap pelatihan keterampilan dengan menggunakan kaki, tangan, dan rahang; memerlukan supervisi/pengawasan yang ketat.

Bila kita berbicara tentang remaja dengan RM, jangan lihat usia biologisnya, tetapi lihatlah usia mentalnya. Pada kebanyakan remaja dengan RM, perubahan fisik terjadi pada usia yang sama seperti pada usia remaja normal. Bedanya, perubahan hormonal, fisik serta emosional tersebut terjadi pada anak yang tidak matang secara intelektual dan kurang perkembangan daya pikir abstraknya. Kadang-kadang dikatakan bahwa remaja dengan RM mencapai pubertasnya pada usia yang lebih tua daripada remaja yang normal. Dan perubahan-perubahan pubertas itu seringkali tidak lengkap.

Jadi, seperti remaja pada umunya, masa pubertas juga memberikan pengaruh kepada remaja RM. Selain pertumbuhan fisik kelenjar-kelenjar hormonnya juga mulai aktif bekerja khususnya hormon-hormon seksualnya sehingga muncul pula keinginan seksual pada remaja RM. Meskipun pada perkembangan fisik tidak ada masalah, tetapi pada perkembangan mental dan kepribadiannya pada remaja dengan RM memiliki keterbatasan. Remaja RM memiliki kesulitan dalam bergaul, berhubungan dengan lawan jenisnya, dalam mengendalikan emosi dan dalam mengikuti aturan-aturan. Remaja dengan RM sangat suggestible, yaitu mudah terpengaruh orang lain baik dalam arti yang baik maupun buruknya.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana menghadapi remaja RM yang sudah mulai memasuki masa puber. Banyak orang tua menunda-nunda pengajaran tentang seksualitas kepada anak-anak mereka, terutama anak-anak dengan RM. Mereka beranggapan bahwa anak-anak mereka itu belum waktunya mendapatkan pelajaran tersebut karena mereka belum siap, mengingat mereka adalah anak-anak yang mempunyai intelegensi yang terbelakang yang akan sulit mengerti dan memahami masalah seperti itu. Padahal pendidikan seksual itu merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan dari seorang anak, baik yang normal maupun yang subnormal.

Walaupun kita ketahui bahwa dalam mengantarkan anak dengan RM menuju kedewasannya membutuhkan pembinaan dan pengawasan yang ketat dan terus-menerus. Pemberian pelajaran tentang seksualitas juga perlu diberikan tidak hanya oleh orang tuanya saja, tetapi juga oleh lembaga pendidikan tempat mereka sekolah seperti sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. Pemberian pelajaran tersebut juga perlu melihat dari tingkat keparahan yang dideritanya. Karena untuk masalah yang seperti ini, hanya yang menderita RM ringan saja yang bisa diberikan pelajaran itu. Itu juga hanya sebatas memberitahu mereka seperti pada remaja putri yang sedang mengalami menstruasi, “apabila keluar darah pada bagian ini kamu, maka kamu harus memakai ini (pembalut) pada bagian itu, dengan menunjukkan dan memberitahukan apa yang harus mereka lakukan. Tidak perlu menjelaskan apa itu menstruasi, anatomi-anatominya, dan yang lain-lain apalagi secara mendetail. Mereka hanya perlu diberikan pengarahan untuk menindaklanjuti apa yang harus mereka lakukan pada saat hal itu terjadi.